Sabtu, 31 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar (Paper 6)

KAMU ADALAH PEMENANG

Di sebuah kota kecil hiduplah seorang remaja, sebut saja namanya Rico. Di rumah, Rico hanya hidup denga Ayahnya. Kakak-kakak Rico sudah menikah dan tidak tinggal dirumahnya lagi. Rico seorang remaja berumur 17 tahun. Rico juga suka bermain bola. Dia sangat menghargai olah raga itu. rico cukup aktif di dalam klub sepak bola di kotanya. Rico mendapat dukungan yang sangat kuat dari Ayahnya akan hobinya tersebut.

Rico berlatih sepak bola dengan timnya tiga kali seminggu. Sesekali timnya juga mengikuti beberapa kompetinsi dan beberapa kali pernah menang. Seperti kali ini, timnya sedang mengikuti kejuaraan sepak bola yang cukup bergengsi. Pertandingan demi pertandingan di lalui dengan lancar hingga membawa tim tersebut ke babak grand final yang akan diselanggarakan hari Sabtu.

Tetapi pada hari Selasa, sebuah berita durka terjadi. Ayah Rico meninggal dunia. Dengan menyesal Rico meminta izin pelatihnya bahwa dia tidak bisa datang latihan hari ini. Sang pelatih pun memahami keadaan tersebut. Bahkan sang pelatih juga menyarankan Rico untuk beristirahat sejenak. “Jika berkeberatan, kamu tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti pertandingan final besok Sabtu. Tenangkan dirimu dulu, kami akan selalu menunggu kehadiranmu kembali. “

Pertandingan grand final hari Sabtu pun tiba. Penonton tampak berjubel di tribun lapangan. Kesebelasan Rico tampak sangat terdesak oleh tim lawan. Skor saat ini menunjukan 2-0 untuk tim lawan. Padahal pertandingan sudah berlangsung 20 menit pada babak ke dua.

Tiba-tiba Rico menampakkan diri di pinggir lapangan. Tanpa banyak tanya ia langsung ganti baju, memakai sepatu, dan melakukan sedikit pemanasan dengan bola kesayangannya di pinggir lapangan. Pelatih dan rekan-rekan timnya heran dan terkejut melihat hal ini. “Izinkan saya ikut bertanding Pak!” seru Rico pada pelatihnya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya pelatih itu mengizinkan Rico masuk ke tengah lapangan.

Hal yang mengejutkan terjadi. Entah bagaimana, permainan Rico pada malam itu sangat cemerlang. Iya seperti tidak memiliki rasa lelah untuk berlari, merebut dan menendang bola di menit-menit terakhir itu. tenaga rekan-rekan satu timnya yang mulai terkuras habis pun menjadi bangkit melihat semangat Rico.

Tak diduga, malam itu Rico berhasil memasukkan tiga bola ke gawang lawan. Sebuah lompatan tersendiri bagi prestasi Rico di timnnya selama ini. Sebab selama ini Rico jarang memasukkan bola ke gawang lawan, sekali pun beberapa kali pernah ditempatkan pelatih pada posisi striker seperti pada pertandingan malam ini. Akhirnya pertandingan pun  selesai. Kesebelasan Rico menang dari tim lawan dengan skor 2-3.

“Ada apa kamu, Rico? Aku belum pernah melihatmu sehebat ini! Motivasi dan tenagamu malam ini sangat cemerlang!” seru pelatih dengan bangga. “Tahukah, Pak? Bahwa selama ini Ayah sangat mendukung permainan sepak bola saya. Bahakan ia selalu berharap kelak saya bisa menjadi seorang bintang sepak bola. “ kata Rico sambil terengah-engah. “Tahukah pula, Pak. Kalau Ayah saya buta? Memang selama ini dia selalu duduk diantara penonton untuk mengikuti setiap pertandingan saya, tetapi seumur hidup dia belum pernah benar-benar melihat saya bertanding!” Rico melanjutkan, “Dan malam ini adalah kali pertama Ayah benar-benar melihat saya bertanding, saya ingin menunjukan kepada dia, bahwa saya memang pantas untuk dilihat oleh dia. Ayah saya berpesan jadilah PEMENANG!”


“Seorang Ayah selalu ingin anaknya menang di setiap pertandingan. Artinya dalam menjalani hidup, yakinlah bahwa kita bisa optimis melihatnya, menjalani dengan kuat meski banyak tikungan tajam berkelok yang akan bisa menjatuhkan kita. Namun kita akan bisa.”

Sabtu, 24 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar (Paper 5)

Manusia dan Cinta Kasih

1.   Pengertian Cinta Kasih

Cinta adalah  rasa sangat suka atau sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.

2.   Cinta Menurut Agama

1)    Menurut Islam

Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam, yaitu:

Ø  Cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.

Ø  Cinta syirik.  
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Ø  Cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman, “Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)

Ø  Cinta tabiat.
 Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang Idibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah  berfirman dalam surat Yusuf ayat 8
,“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.”

2)    Menurut Kristen

Ø  Cinta adalah pencipta keindahan terhebat (Tim 2:9-10)
Ø  Cinta adalah suatu wujud keinginan; dalam niat dan tindakan (1      Yoh 3:18)
Ø  Cinta harus menjadi dasar dari segala sesuatu (1 Kor 13:3)


3)    Menurut Hindu

Cinta adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suatu obyek. Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suatu obyek. Adapun yang menjadi obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan Sanghyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan Tuhan dapat digolongkan dalam tingkatan sesuai eksistensinya atau kemampuannya yaitu “eka pramana” ialah makhluk hidup yang hanya memiliki satu aspek kemampuan berupa bayu/tenaga/ hidup, seperti tumbuh-tumbuhan. “Dwi pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki dua aspek kemampuan berupa bayu dan sabda/bicara, seperti hewan/binatang. “Tri pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki tiga aspek kemampuan berupa bayu, sabda dan idep/pikiran, seperti manusia.

4)    Menurut Buddha

Agama Buddha tidak Alergi dengan istilah “cinta.” Terbukti dalam Nikaya Pali, yaitu: Dhammapada ada satu bab yang diberi judul: Piya Vagga yang berarti kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta yang berjudul Piyajatika Sutta, khotbah tentang orang-orang tercinta.  Dalam Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya, pema, rati, kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki arti: rasa sayang, kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera (birahi), kemelekatan, dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau cinta dalam lingkup keluarga.

3.   Kasih Sayang

Kasih sayang adalah rasa yang timbul dalam diri hati yang tulus untuk mencintai, menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain , atau siapapun yang dicintainya. Kasih sayang diungkapkan bukan hanya kepada kekasih tetapi kasih kepada Allah, Orang Tua, keluarga, Teman, serta makhluk Lain yang Hidup dibumi ini.

4.   Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.

Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:

·      Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.

·  Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.

·        Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya,

5.   Pemujaan

Pemujaan adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur, memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada. Seperti pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaan bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.

6.   Belas Kasihan

Belas kasihan atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.

7.   Cinta Kasih Yang Erotis

Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.

8.   Hubungan Manusia dan Cinta Kasih

Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Coba bayangkan jika anda sebagai manusia hidup individualisme atau penyendiri.

Mungkin dunia ini akan terasa membosankan dan memuakkan, terjadi banyak kericuhan akibat dari individualisme karena mereka menganggap ini hidupnya sendiri dan tidak mau mengalah satu sama lain karena menyangkut individu. Dengan adanya individualisme bisa di bayangkan oleh para pemuda semua akan terasa sepi, tidak ada yang menggajak bermain , nongkrong , atau sekedar jalan jalan bersama kawan.

Cinta dan Kasih adalah sesuatu yang sangat berkesan bagi semua manusia Makna cinta dan kasih yaitu sama semua menghasilkan makna yang tiada batas. Cinta adalah kekuatan manusia yang paling tinggi oleh karena itu semua orang memiliki cinta. Selain itu Cinta juga sumber kekuatan dari segalanya, kita tidak akan dapat mewujudkan setiap impian kita tanpa cinta karena cinta dapat memberikan dorongan dan motivasi terhadap diri seseorang.untuk menghasilkan sesuatu yang dinginnkan dapat tercapai dengan indah. Sedangkan kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau sangat menaruh belas kasihan. sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta, Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Banyak orang memaknakan arti cinta itu kepada pasangannya dan sedangkan kasih itu diberikan kepada ibu, ayah, adik, kakak, nenek, kakek, teman, sahabat, saudara lainya bahkan kita bisa memberikan kasih kepada orang lain yang belum kita kenal sebelumnya. Walau  sejauh ini terlihat berbeda antara cinta dan kasih, tetapi makna yang sesungguhnya adalah sama-sama memiliki rasa sayang terhadap seseorang. 



Sabtu, 10 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar (Paper 4)

Puisi Kebudayaan

Budaya Indonesia

Indonesia negeri yang kucinta
Negeri yang kaya akan budaya
Bahasa dan Adat yang beragam
Yang mewarnai berbagai pulau

Sungguh indah negeri ini
Banyak pulau yang terbentang
Dengan sejuta kebudayaan
Yang menjadi aset bangsa ini

Kebudayaan yang beragam
Yang menjadikan keindahan
Sudah seharusnya kita menjaga
Negeri yang kaya akan budaya

Indonesia negeriku
Keindahanmu harus dijaga
Kau akan selalu ku pelihara
Agar kau tidak direnggut waktu


Tema dari puisi diatas adalah keindahan budaya yang dimiliki Indonesia yang menjadi suatu aset bangsa dan sudah seharusnya kita lestarikan kebudayaannya. 

Ilmu Budaya Dasar (Paper 3)

Manusia dan Kesusastraan


1.     Pendekatan Kesusastraan

Ilmu Budaya Dasar pada kali ini berkaitan dengan budaya yang ada dalam keseharian dan budaya bangsa. Ada istilah Humanities yang berasal dari bahasa latin yaitu, manusiawi, berbudaya, dan halus. Hal ini tentunya sangat baik jika kita pelajari, karena kita akan mendapatkan ciri dari manusia yang baik dalam bermasyarakat. Istilah Humanities berkaitan dengan cabang-cabang ilmu lainnya seperti filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya. Dari semua itu intinya adalah mempelajari masalah manusia dan kebudayaan.

Sastra adalah karya, sama posisinya seperti karya-karya yang lain, seperti cerpen, puisi, lukisan, patung, musik, seni peran, dan apa saja yang merupakan hasil dari proses penciptaan. Sastra adalah sebuah karya yang diawali dengan kejujuran, diisi dengan kesungguhan hati dan diakhiri dengan kerelaan. Sastra juga dapat didefinisikan sebagai cinta pada ciptaan Tuhan. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari kebebasan berekspresi, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat suatu medium, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Seni merupakan suatu kebebasan.

2.     Budaya Kesusastraan

Kesusastraan adalah hasil proses yang berjerih payah, dan tiap orang yang pernah menulis karya sastra tahu: ini bukan sekedar soal keterampilan teknik. Menulis menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses yang minta pengerahan batin.


Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak biasa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

3.     Budaya dan Prosa

Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, perlakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

Prosa lama meliputi :
  • Dongeng adalah Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
  • Hikayat adalah Cerita yang sulit diterima akal, merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
  • Sejarah adalah Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul


Prosa baru Meliputi :

  •  Kisah adalah Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
  • Cerpen adalah Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
  • Novel adalah Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
  • Biografi adalah Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
  • Otobiografi adalah Biografi yang ditulis oleh subyeknya.



4.     Nilai-nilai Prosa Fiksi

Prosa fiksi  adalah prosa yang mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra, nilai-nilai prosa fiksi diantaranya adalah :

·      Memberikan wawasan, karena yang diperoleh pembaca adalah pengetahuan tentang nilai – nilai prosa fiksi.
·      Memberikan inforrmasi, karena yang di peroleh pembaca bukan hanya wawasan tapi juga informasi yang banyak dari berbagai tokoh prosa fiksi di dunia.
·     Memberikan kesenangan, selain memberikan wawasan dan informasi juga dapat memberikan kesenangan pembaca yang di selilingi dengan sejarah – sejarah zaman dahulu kala.
·     Memberikan warisan, dapat di berikan kepada cucu – cucu kita untuk bekal mereka nanti dalam memdalami prosa fiksi tersebut.

5.     Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi

Puisi adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Kreativitas Penyair Dalam Membangun Puisinya, yaitu :

·         Figura bahasa
·         Kata-kata yang ambiquitas
·         Kata-kata berjiwa
·         Kata-kata yang konotatif
·         Pengulangan


Adapun alasan-alasan yang Mendasari Penyajian Puisi Dalam IBD, yaitu salah satunya adalah hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan kembali pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itulah sastra atau puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa untuk memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri serta tentang masyarakat.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar (Paper 2)

Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.


1. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. 

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


2. Unsur- unsur Kebudayaan


Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
  • alat-alat teknologi
  • sistem ekonomi
  • keluarga
  • kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
  • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
  • organisasi ekonomi
  • alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
  • organisasi kekuatan (politik)
3. C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
  • bahasa
  • sistem pengetahuan
  • sistem tekhnologi, dan peralatan
  • sistem kesenian
  • sistem mata pencarian hidup
  • sistem religi
  • sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan

3. Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal) 
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

4. Orientasi Nilai Kebudayaan


Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.

5. Perubahan Kebudayaan


Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial, dan pola budaya dalam suatu masyarakat.

Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat, dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:

1. tekanan kerja dalam masyarakat
2. keefektifan komunikasi
3. perubahan lingkungan alam.

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

6. Kaitan Manusia dan Kebudayaan


Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakana makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri.


7. Contoh Kasus Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai pelaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. 



Manusia dan kebudayaan, mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.