Sabtu, 31 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar (Paper 6)

KAMU ADALAH PEMENANG

Di sebuah kota kecil hiduplah seorang remaja, sebut saja namanya Rico. Di rumah, Rico hanya hidup denga Ayahnya. Kakak-kakak Rico sudah menikah dan tidak tinggal dirumahnya lagi. Rico seorang remaja berumur 17 tahun. Rico juga suka bermain bola. Dia sangat menghargai olah raga itu. rico cukup aktif di dalam klub sepak bola di kotanya. Rico mendapat dukungan yang sangat kuat dari Ayahnya akan hobinya tersebut.

Rico berlatih sepak bola dengan timnya tiga kali seminggu. Sesekali timnya juga mengikuti beberapa kompetinsi dan beberapa kali pernah menang. Seperti kali ini, timnya sedang mengikuti kejuaraan sepak bola yang cukup bergengsi. Pertandingan demi pertandingan di lalui dengan lancar hingga membawa tim tersebut ke babak grand final yang akan diselanggarakan hari Sabtu.

Tetapi pada hari Selasa, sebuah berita durka terjadi. Ayah Rico meninggal dunia. Dengan menyesal Rico meminta izin pelatihnya bahwa dia tidak bisa datang latihan hari ini. Sang pelatih pun memahami keadaan tersebut. Bahkan sang pelatih juga menyarankan Rico untuk beristirahat sejenak. “Jika berkeberatan, kamu tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti pertandingan final besok Sabtu. Tenangkan dirimu dulu, kami akan selalu menunggu kehadiranmu kembali. “

Pertandingan grand final hari Sabtu pun tiba. Penonton tampak berjubel di tribun lapangan. Kesebelasan Rico tampak sangat terdesak oleh tim lawan. Skor saat ini menunjukan 2-0 untuk tim lawan. Padahal pertandingan sudah berlangsung 20 menit pada babak ke dua.

Tiba-tiba Rico menampakkan diri di pinggir lapangan. Tanpa banyak tanya ia langsung ganti baju, memakai sepatu, dan melakukan sedikit pemanasan dengan bola kesayangannya di pinggir lapangan. Pelatih dan rekan-rekan timnya heran dan terkejut melihat hal ini. “Izinkan saya ikut bertanding Pak!” seru Rico pada pelatihnya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya pelatih itu mengizinkan Rico masuk ke tengah lapangan.

Hal yang mengejutkan terjadi. Entah bagaimana, permainan Rico pada malam itu sangat cemerlang. Iya seperti tidak memiliki rasa lelah untuk berlari, merebut dan menendang bola di menit-menit terakhir itu. tenaga rekan-rekan satu timnya yang mulai terkuras habis pun menjadi bangkit melihat semangat Rico.

Tak diduga, malam itu Rico berhasil memasukkan tiga bola ke gawang lawan. Sebuah lompatan tersendiri bagi prestasi Rico di timnnya selama ini. Sebab selama ini Rico jarang memasukkan bola ke gawang lawan, sekali pun beberapa kali pernah ditempatkan pelatih pada posisi striker seperti pada pertandingan malam ini. Akhirnya pertandingan pun  selesai. Kesebelasan Rico menang dari tim lawan dengan skor 2-3.

“Ada apa kamu, Rico? Aku belum pernah melihatmu sehebat ini! Motivasi dan tenagamu malam ini sangat cemerlang!” seru pelatih dengan bangga. “Tahukah, Pak? Bahwa selama ini Ayah sangat mendukung permainan sepak bola saya. Bahakan ia selalu berharap kelak saya bisa menjadi seorang bintang sepak bola. “ kata Rico sambil terengah-engah. “Tahukah pula, Pak. Kalau Ayah saya buta? Memang selama ini dia selalu duduk diantara penonton untuk mengikuti setiap pertandingan saya, tetapi seumur hidup dia belum pernah benar-benar melihat saya bertanding!” Rico melanjutkan, “Dan malam ini adalah kali pertama Ayah benar-benar melihat saya bertanding, saya ingin menunjukan kepada dia, bahwa saya memang pantas untuk dilihat oleh dia. Ayah saya berpesan jadilah PEMENANG!”


“Seorang Ayah selalu ingin anaknya menang di setiap pertandingan. Artinya dalam menjalani hidup, yakinlah bahwa kita bisa optimis melihatnya, menjalani dengan kuat meski banyak tikungan tajam berkelok yang akan bisa menjatuhkan kita. Namun kita akan bisa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar