Manusia dan Pandangan
Hidup
1.
Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan Hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya.
2.
Macam-Macam Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup ada 3 macam:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan
hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi, yaitu
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3. Pandangan berdasarkan renungan, yaitu pandangan hidup
yang relative kebenarannya.
3.
Pengertian Ideologi
Istilah ideologi itu berasal dari bahasa
Yunani, terdiri atas dua kata, yaitu “idea” serta “logi”. Idea itu
berarti melihat (idean), sedangkan logi itu berasal dari kata “logos” yang
berarti pengetahuan/teori. Jadi, ideologi itu bisa diartikan ialah sebagai
hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau juga teori. Ideologi
tersebut bisa juga diartikan ialah sebagai suatu kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan sebagai asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan
tujuan untuk sebagai kelangsungan hidup.
4.
Macam-Macam Ideologi
Antara negara satu dengan negara lain ideologinya tidak
sama. Perbedaan ini karena setiap negara memiliki perbedaan pandangan dalam
menilai suatu kebenaran serta latar belakang sejarah yang tidak sama. Pancasila
yang oleh bangsa Indonesia dipandang sebagai sesuatu yang baik dan benar belum
tentu dinilai sama oleh bangsa lain. Demikian juga ideologi bangsa lain tidak
mungkin sesuai bila diterapkan di Indonesia.
Berikut ini macam-macam ideologi yang berlaku di dunia
berikut ciri-cirinya:
1.
Kapitalisme
Kapitalisme yakni berasal dari bahasa
Latin yang akar katanya “caput” yang berarti kepala. Pada abad 12 dan 13 kata
tersebut diartikan dengan dana, persediaan barang, sejumlah uang, atau uang
bunga pinjaman. Dalam abad 18 istilah tersebut diartikan sebagai kapital
produktif. Karl Marx menyatakan istilah tersebut menjadi suatu konsep sentral
yang disebut dengan “cara produksi”. Adapun Max Weber menganggap kapitalisasi
sebagai suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan pada suatu pasar dan dipacu untuk
menghasilkan laba dengan adanya pertukaran pasar.
Sejarah perkembangan kapitalisme dibagi
menjadi 3 fase yaitu sebagai berikut:
·
Kapitalisme awal
(1500-1750)
·
Kapitalisme klasik (
1750-1914)
·
Kapitalisme lanjut
(1914-sekarang)
Berawal dari kapitalisme liberal akhirnya
berkembang menjadi ideologi liberal. Ideologi ini banyak dianut oleh
negara-negara Eropa dan Amerika, seperti Inggris, Spanyol, Italia, Belanda,
Amerika Serikat dan Kanada.
Adapun ciri-ciri negara penganut
ideologi kapitalisme adalah sebagai berikut:
·
Kebebasan warga
negara dijunjung tinggi. Warga negara bebas melakukan apa saja asalkan tidak
melanggar tertib hukum.
·
Negara hanya
bertindak sebagai pengawas jalannya tertib hukum.
·
Pada kapitalis
monopolis mengesampingkan nilai-nilai agama sehingga melahirkan sekulerisme
(paham yang memisahkan agama dengan negara).
2.
Sosialisme
Sosialisme merupakan doktrin atau ajaran
ekonomi yang berdasarkan pada ekonomi kolektivisme. Doktrin ini menentang
kepemilikan pribadi dan mendukung pemakaian milik tersebut untuk kesejahteraan
umum. Adapun yang menjadi dasar dari sosialisme adalah:
·
Kontrol kolektivitas
atas sekurang-kurangnya alat-alat produksi, dan
·
Perluasan dari fungsi
dan aktivitas negara
Menurut ideologi sosialisme bahwa suatu
komunitas atau kelompok yang terorganisir memiliki kewenangan atau hak dalam
mengelola modal, tanah, mekanisme produksi, pendistribusian barang-barang, dan
hal-hal yang dianggap perlu bagi kesejahteraan umum secara mandiri. Intinya
ekonomi yang bersifat kolektif lebih mampu bersikap adil. Produksi secara bebas
dan kompetitif harus dihilangkan.
Adapun ciri-ciri ideologi sosialisme adalah
sebagai berikut:
·
Menolak kapitalisme
dan berusaha menghapuskannya lewat perjuangan kaum buruh, tetapi menerima
demokrasi parlementer.
·
Merencanakan
masyarakat berdasarkan dorongan kerja sama dan tidak ada hak milik
perseorangan. Tidak ada kelas kaya dan miskin, ataupun kelas majikan dan buruh,
sebab semua sama.
·
Mencita-citakan
masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama dan solidaritas dengan hak-hak
yang sama.
·
Penentuan nasib
sendiri bagi semua orang hanya dapat dicapai melalui solidaritas.
·
Menolak kebebasan
yang cenderung berpihak bagi kepentingan hak milik.
·
Demokrasi tidak akan
berjalan karena penguasa menekan kebebasan individu.
3.
Komunisme
Pada awalnya sosialisme dan komunisme
mempunyai arti yang sama. Namun komunisme lebih bersifat radikal. Komunisme
berdasarkan pada teori Marxis. Menurut Marxis bahwa pengawasan alat produksi
tidak saja sebagai kunci kekuasaan ekonomi tetapi juga kunci kekuasaan politik
dalam negara. Negara dipandang sebagai alat pemaksa yang diciptakan oleh
pengawas masyarakat kapitalis untuk kepentingan mereka sendiri.
Dalam memindahkan alat-alat produksi ke
tangan negara, dilakukan dengan cara kediktatoran. Ideologi komunisme memiliki
ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
·
Menghapus hak milik
pribadi atas alat-alat produksi, dan beralih ke tangan negara.
·
Hak milik seperti
mobil, rumah dan tanah tidak di akui negara.
·
Mendirikan masyarakat
tanpa perbedaan kelas apapun.
·
Kepentingan warga
nomor dua setelah kepentingan negara.
·
Bersifat
materialistis.
·
Menyangkal adanya
jiwa, roh dan Tuhan, serta menindas kebebasan pribadi dan agama.
·
Menyangkal semua
nilai-nilai dan kebutuhan rohani.
4.
Fasisme
Fasisme mempunyai konsep dasar bahwa negara memiliki
suatu kehidupan, kesatuan dan kewenangan yang tidak selalu sama seperti yang
diinginkan individu. Orang dibuat seragam dan menjalani disiplin tertentu dalam
rangka meraih tujuan moral. Pemerintah atas nama negara diberi wewenang untuk
mengendalikan kegiatan warga negaranya. Buruh dan pemilik modal harus dapat
bekerja samadan dalam pengawasanserta tekanan dari negara. Rakyat sebagai kekuatan
bagi tentara modern dan industri. Tujuan akhir adalah terwujudnya masyarakat
yang bertingkat dengan golongan elite sebagai pemimpin yang memimpin secara
bebas dari segala tekanan.
Adapun ciri-ciri ideologi fasisme adalah sebagai berikut:
·
Pemerintahan bersifat
otoriter dan totaliter.
·
Sistem pemerintahan
satu partai.
·
Negara dijadikan alat
permanen untuk mencapai tujuan negara.
·
Mempercayai adanya
perbedaan antara orang yang memerintah dan yang diperintah, antara elite dan
massa.
·
Membenci kemerdekaan
berbicara dan berkumpul.
5.
Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi
negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti
lima dan śila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Sedangkan ciri-ciri ideologi Pancasila yaitu :
·
Hubungan antara
warganegara dengan Negara seimbang. Warganegara dan Negara sama-sama
diperhatikan.
·
Agama erat
hubungannya dengan Negara. Agama mendapat perhatian penting dari Negara. Setiap
warganegara bebas beragama tetapi tidak diperbolehkan tidak beragama atheis
atau tidak percaya adanya Tuhan tidak diperbolehkan.
5.
Pengertian Cita-Cita
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan,
atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup tanpa
cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita itu
perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita
yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu
sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut
dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang
dianggap cita-cita itu.
3 Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita–citanya antara lain :
·
Manusia itu sendiri,
·
Kondisi yang dihadapi
dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
·
Seberapa tinggi cita
– cita yang ingin dicapai.
2 Faktor
kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
·
Faktor yang
menguntungkan
·
Faktor yang
menghambat.
6.
Contoh Cita-Cita
Cita-cita Nasional bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila, tertuang dalam Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indoensia Tahun 1945 "...Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur".
7.
Pengertian Kebajikan
Kebajikan
mempunyai arti yang sempit dan luas. Secara bahasa berasal dari kata bajik dan
semakna dengan kata baik, menurut Dendi Sugono, kalau dilihat dari akar
kata, kebaikan berasal dari kata baik, kebaikan berarti sifat
baik: tidak akan aku lupakan, sedangkan kebajikan asal dari kata bajik,
yaitu sesuatu yang mendatangkan keselamatan, keuntungan dsb.
Poerdarmita
mendefiniskan kebajikan berasal dari kata Bajik adalah sesuatu yang
mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan, kesenangan dsb) sedangkan kebajikan yaitu perbutan
baik. Kebaikan adalah kita wajib berbuat baik kepada sesama manusia.3
Dalam
Al-Quran, diantaranya Surat alBaqarah ayat 148 dan al-Nahl ayat 30 Kebaikan
disebut dengan al-khair, sedangkan dalam surat Thaha :112 disebut Amal
Shalih dan dalam Surat al-Baqarah ayat 177 dan Surat Ali Imron ayat 92
disebut al-birr (kebajikan).
8.
Makna dari Suatu Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan
kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama dan etika. Makna kebajikan Manusia berbuat baik,
karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara
hatinya manusia cenderung berbuat baik.
9.
Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
A.
Faktor
Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini.
1) Jenis Ras/ Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
2) Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
3) Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
4) Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan
manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya
maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu
kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut,
kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya
5) Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan
6) Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
B.
Faktor
Eksternal
1) Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
2) Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya. Jadi dari setiap individu yang berbeda agama akan mempengaruhi tingkah laku seseorang menurut sesuai dengan agamanya yang dianut.
3) Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
5) Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
10.
Pengertian Usaha atau Perjuangan
Usaha atau perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja
keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah
usaha atau perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia.
11.
Pengertian Kepercayaan dan Keyakinan
Keyakinan dan kepercayaan adalah menjadi dasar pandangan
hidup yang berasal dari akal atau kekuasaan tuhan, ada tiga aliran filsafat
yaitu:
1. Aliran Naturalisme : Hidup manusia itu dihubungkan
dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi, kekuatan gaib itu dari
natur dan itu dari tuhan . Manusaia adalah ciptaan tuhan karena itu manusia
mengabdi pada tuhan melalui ajaran-ajaran agama.
2. Aliran Intelektualisme : Dasar aliran ini adalah
logika/akal (kalbu yang berpusat dihati) “hati nurani” maka keyakinan manusia
itu bermula dari akal.
3. Aliran Gabungan : Dasar aliran ini adalah
kekuatan gaib yang berasal dari tuhan sebagai dasar keyakinan sedangkan akal
adalah dasar kebudayaan yang menetukan benar tidaknya sesuatu yang dinilai
berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa atau hati nurani.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari tuhan dan akal berimbang maka
akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme –religius, kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima hati
nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
12.
Langkah-Langkah Pandangan Hidup Yang Baik
·
Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia , yaitu
merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini
mengenal apa itu pandangan hidup.Pandangan hidup itu ada sejak manusia ada, dan
bahkan sebelum manusia itu turun kedunia.Kita sebagai mahluk yang
bernegara ata dan beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama.
·
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah
Mengerti yang dimaksudkan mengerti pada pandangan hidup.Bila dalam
bernegara kita berpandangan hidup Pancasila,maka kita harus mengerti apa itu
Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.Pada agama islam
kita harus mengerti apa itu Al-Qur’an.Sehingga memiliki konsep pengertian
tentang pandangan hidup dalam agama islam.
·
Menghayati
Langkah selanjutnya adalah menghayati .Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini diibaratkan menghayati
nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Yang perlu diingat dalah
langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup itu, yaitu harus ada sikap
penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri.Dalam sikap
penerimaan pandangan hidup ini ada dua alternative yaitu penerimmaan secara
ikhlas dan penerimaan secara tidak ikhlas.
·
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari
kehidupan di akhirat,maka hendaklanya kita meyakini pandangan hidup yang telah
kita hayati itu.Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang
ikhlas terhadao pandangan hidup itu.Adanya sikap menerima secara ikhlas ini
maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah
laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang
diyakininya.
·
Mengabdi
Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam
menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan ditertima baik oleh
dirinya lebih-lebih oleh orang lain.Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya.
·
Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Langkah
Terakhir ini merupakan langkah tererat dan benar-benar membutuhkan iman yang
teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya
pandangan hidup itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar