Si Pedas yang Selalu Diburu
Sebuah makanan yang terbilang sangat sederhana namun
bisa membuat lidah terasa menggiurkan yaitu, makaroni. Cemilan yang dibilang
lagi sangat mencuat akhir-akhir ini. Nama makaroni ngehe sering sekali
terdengar ditelinga masyarakat. Makaroni yang dicampur dengan bumbu khas yang
menghasilkan cita rasa pedas membuat para pembelinya ketagihan dengan rasa
pedas yang sangat nyelekit.
Outlet yang berada di Jalan Margonda Raya yang baru-baru ini dibuka dan diresmikan tanggal 18 april lalu nampaknya sudah ramai pembeli. Terlihat panjang antrian yang memenuhi outlet ini. Dari mulai pukul 10:00 WIB outlet ini sudah mulai menjajakan produk yang dijualnya. Karena sering sekali outlet ini ramai dan antri dengan pembeli, sampai ada yang rela datang lebih pagi agar tidak lama menunggu antrian.
Produk yang dijual di outlet ini banyak sekali
macamnya dari mulai makaroni kering, makaroni basah, bihun hingga mie tersedia
disini. Namun produk yang paling diminati tentu saja sesuai dengan namanya
yaitu makaroni, makaroni kering yang paling diburu. Selain rasa pedas disini
juga ada banyak varian rasa. Ada rasa pedas, balado, asin dan keju. Namun untuk
rasa yang paling diminati para pembeli yaitu asin dan pedas.
Rata-rata dari kebanyakan pembeli
yang sering membeli makaroni ngehe ini diantaranya dari kalangan remaja dan
mahasiswa. Karena outlet yang berada di Jalan Margonda Raya ini memang dekat
sekali dengan kampus Gunadarma dan Universitas Indonesia. Sehingga banyak
mahasiswa yang datang dan rela mengantri hanya sekedar mencicipi atau merasakan
cemilan yang bikin ketagihan ini. Karena sering sekali outlet ini ramai dan
antri dengan pembeli, sampai ada yang rela datang lebih pagi agar tidak lama
menunggu antrian.
Ada banyak macam level pedas yang
tersedia disini. Level kepedasannya dipakai menggunakan istilah yang humor dan
menggelitik yaitu mulai dari CiwitBuLilis, KepretPakEndang, sampai yang paling
pedas diantara level yang lain yaitu level PitnahBuLilis. Level ini dipakai
berdasarkan kisah pemilik outlet makaroni ngehe yang dulu saat duduk di bangku
sekolah pernah merasakan diciwit(cubit), dikepret dan difitnah Bu Lilis dan Pak
Endang.
Pemilik makaroni ngehe ini bernama
Ali Muharam. Ali berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Makaroni ngehe mulai
diperkenalkan sekitar dua tahun lalu. Produk makaroni ini merupakan resep peninggalan almarhumah ibunya. Waktu
Ali masih kecil, sang Ibu biasa menghidangkan makaroni goreng kering untuk
tamu-tamunya. Bumbu utamanya hanya ada dua, garam dan bubuk cabai.
Outlet makaroni ngehe ini bukan
hanya di Margonda saja, tetapi Ali sudah membuka cabang outlet di berbagai
daerah. Outlet ini sudah memiliki 10 cabang diantaranya yaitu, yang pertama
kali dibuka di Kemanggisan, kemudian di Jalan Arteri Pondok Indah, kawasan
Kampus Mercubuana, Meruya ilir, Keradenan dan juga sudah ada di Bogor.
Makaroni ngehe selalu diburu
pembeli, pembeli tertarik karena bila didengar dari kata “ngehe” yang unik dan
membuat penasaran. Kata ngehe ini merupakan kisah pengalaman yang pernah
dirasakan pemilik usaha makaroni ngehe. Nama ngehe dipakai sebagai pengingat
akan jalan hidup Ali yang sangat berat. Ngehe adalah bahasa yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi ekonomi Ali yang ancur-ancuran alias sangat parah.
Susahnya Ali mencari uang saat dulu sebelum punya usaha ini maka ia punya
inspirasi bila nanti sukses akan membuat usaha yang bernama “ngehe”.
Dari kata ngehe pembeli banyak
tertarik dengan makaroni ini. Selain namanya yang unik, rasa khas bumbunya juga
membuat banyak orang tertarik untuk membeli dan selalu merasa ketagihan. Ditambah
lagi dengan harganya yang sangat ekonomis yaitu hanya Rp. 5000. Jadi pembeli
selalu memburu makaroni ngehe yang pedas dan gurih ini.
Foto Kelompok Bersama Narasumber


Tidak ada komentar:
Posting Komentar