Jumat, 06 Mei 2016

Laporan Feature (B.Indo 2)

Si Pedas yang Selalu Diburu

Sebuah makanan yang terbilang sangat sederhana namun bisa membuat lidah terasa menggiurkan yaitu, makaroni. Cemilan yang dibilang lagi sangat mencuat akhir-akhir ini. Nama makaroni ngehe sering sekali terdengar ditelinga masyarakat. Makaroni yang dicampur dengan bumbu khas yang menghasilkan cita rasa pedas membuat para pembelinya ketagihan dengan rasa pedas yang sangat nyelekit.

            Outlet yang berada di Jalan Margonda Raya yang baru-baru ini dibuka dan diresmikan tanggal 18 april lalu nampaknya sudah ramai pembeli. Terlihat panjang antrian yang memenuhi outlet ini. Dari mulai pukul 10:00 WIB outlet ini sudah mulai menjajakan produk yang dijualnya. Karena sering sekali outlet ini ramai dan antri dengan pembeli, sampai ada yang rela datang lebih pagi agar tidak lama menunggu antrian.

Produk yang dijual di outlet ini banyak sekali macamnya dari mulai makaroni kering, makaroni basah, bihun hingga mie tersedia disini. Namun produk yang paling diminati tentu saja sesuai dengan namanya yaitu makaroni, makaroni kering yang paling diburu. Selain rasa pedas disini juga ada banyak varian rasa. Ada rasa pedas, balado, asin dan keju. Namun untuk rasa yang paling diminati para pembeli yaitu asin dan pedas.
            Rata-rata dari kebanyakan pembeli yang sering membeli makaroni ngehe ini diantaranya dari kalangan remaja dan mahasiswa. Karena outlet yang berada di Jalan Margonda Raya ini memang dekat sekali dengan kampus Gunadarma dan Universitas Indonesia. Sehingga banyak mahasiswa yang datang dan rela mengantri hanya sekedar mencicipi atau merasakan cemilan yang bikin ketagihan ini. Karena sering sekali outlet ini ramai dan antri dengan pembeli, sampai ada yang rela datang lebih pagi agar tidak lama menunggu antrian.
            Ada banyak macam level pedas yang tersedia disini. Level kepedasannya dipakai menggunakan istilah yang humor dan menggelitik yaitu mulai dari CiwitBuLilis, KepretPakEndang, sampai yang paling pedas diantara level yang lain yaitu level PitnahBuLilis. Level ini dipakai berdasarkan kisah pemilik outlet makaroni ngehe yang dulu saat duduk di bangku sekolah pernah merasakan diciwit(cubit), dikepret dan difitnah Bu Lilis dan Pak Endang.
            Pemilik makaroni ngehe ini bernama Ali Muharam. Ali berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Makaroni ngehe mulai diperkenalkan sekitar dua tahun lalu. Produk makaroni ini merupakan  resep peninggalan almarhumah ibunya. Waktu Ali masih kecil, sang Ibu biasa menghidangkan makaroni goreng kering untuk tamu-tamunya. Bumbu utamanya hanya ada dua, garam dan bubuk cabai.
            Outlet makaroni ngehe ini bukan hanya di Margonda saja, tetapi Ali sudah membuka cabang outlet di berbagai daerah. Outlet ini sudah memiliki 10 cabang diantaranya yaitu, yang pertama kali dibuka di Kemanggisan, kemudian di Jalan Arteri Pondok Indah, kawasan Kampus Mercubuana, Meruya ilir, Keradenan dan juga sudah ada di Bogor.
            Makaroni ngehe selalu diburu pembeli, pembeli tertarik karena bila didengar dari kata “ngehe” yang unik dan membuat penasaran. Kata ngehe ini merupakan kisah pengalaman yang pernah dirasakan pemilik usaha makaroni ngehe. Nama ngehe dipakai sebagai pengingat akan jalan hidup Ali yang sangat berat. Ngehe adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi Ali yang ancur-ancuran alias sangat parah. Susahnya Ali mencari uang saat dulu sebelum punya usaha ini maka ia punya inspirasi bila nanti sukses akan membuat usaha yang bernama “ngehe”.
            Dari kata ngehe pembeli banyak tertarik dengan makaroni ini. Selain namanya yang unik, rasa khas bumbunya juga membuat banyak orang tertarik untuk membeli dan selalu merasa ketagihan. Ditambah lagi dengan harganya yang sangat ekonomis yaitu hanya Rp. 5000. Jadi pembeli selalu memburu makaroni ngehe yang pedas dan gurih ini.

Foto Kelompok Bersama Narasumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar